Minggu, 16 November 2014

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Makalah

                     STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS 
                                       MASALAH               

                          Diajukan untuk memenuhi Tugas :
                     Mata Kuliah  : Strategi Pembelajaran
     Dosen Pengampu  : Nurhayati Amin, S.Pd.i, M.Pd.i


Disusun oleh :


BURHANUDDIN :12220027

MISNAWATI. U:12220033




PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAT TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AS’ADIYAH SENGKANG

TAHUN  2014/2015




 BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Belajar adalah  merupakan proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya. Melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara utuh. Artinya, perkembangan siswa tidak hanya pada aspek kognitif saja, tetapi dalam aspek afektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal akan problema yang dihadapi. Hal ini pada kenyataannya setiap manusia akan selalu dihadapkan kepada masalah. Dari mulai masalah yang sederhana sampai kepada msalah yaang kompleks dari masalah pribadi sampai kepada masalah keluarga hingga pada masalah sosial kemasyarakatan serta masalah negara.[1]
Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagaibentuk kemampuan menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar terdahulu, melainkan dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang lebih tinggi. Aapabila seorang anak telah mendapatkan sesuatu kombinasi perangkat aturan yang terbukti dapat dioprasikan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu masalah, melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu hal yang baru yakni perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seorang dapat meningkatkan kemandirian dalam berfikir (Gagne, 1985)[2]
Namun kita telah menyadari bahwa selama ini kemampuan sisiwa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya, manakala siswa menghadapi masalah, walaupun terkadang masalah itu dianggap sepele, akan tetapi banyak siswa yang tidak mampu menyelesaikannya dengan baik. Dan dari kejadian seperti ini sehingga tidak sedikit siswa yang mengambil jalan pintas, misalnya dengan mengonsumsi narkoba, minum minuman keras bahkan ada yang sampai bunuh dirikarena tidak sanggup menyelesaikan pemecahan masalah yang dihadapi.

B.   RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan masala yang kami angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.     Apa pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah?
2.     Bagaimana tahapan – tahapan SPBM?
3.     Apa keunggulan dan kelemahan SPBM?

BAB II
PEMBAHASAN
A.   PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM)
Sebelum terlalu jauh kita membahas mengenai SPBM terlebih dahulu kita memahami definisi dari “ Strategi pembelajaran berbasis Masalah “ itu sendiri. jadi ada dua kata yang sangat subtansial yang pelu kita pahami terlebih dahulu yakni kata “ strategi & masalah “.
Strategi merupakan cara, tehnik  yang digunakan untuk lebih mudah mencapai sesuatu hal yang kita targetkan,rencanakan,programkan,sehingga mendapatkan membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Strategi menurut Kemp (1995) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.[3]
Sedangkan Menurut  kamus besar bahasa indonesi masalah itu adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan),persoalan.[4] Pada hakekatnya Masalah adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau dengan kata lain ketidak sesuaian antara harapan dengan kenyataan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan.
Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik sebuah benang merah bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah tehnik yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam kelas yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik untuk dapat menghidupkan suasana kelas dan siswa mampu untuk secara cerdas dan dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi serta memancing siswa untuk berfkir kritis dalam berargumen.
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenagkan suatu peperangan. Dan strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian, seperangkat kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemempaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran.  Ini berarti penyusunan strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tingkatan, nah sekarang bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai dengan optimal, ini yang dinamakan dengan metode. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian bisa terjadi satu strategi pemebelajaran digunakan beberapa metode, misalnya metode ceramah sekaligs metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memampaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media belajaran. Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu sedangkan metode adalah cara yang dilakukan untuk melaksanakan strategi.[5]
Strategi pembelajaran sifatya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain “ a plan of operation achieving somethink”.
1)    Strategi pembelajaran langsug(direct intruction).strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.
2)    Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect intruction) ini  memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi siswa dalam melakukan observasi,penyelidikan,penggambaran inferensi berdasarkan data, atau membentuk hipotesis.
3)    Strategi pembelajaran interaktif (interactive intruction) ini merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik dengan cara bekelompok atau berpasangan.
4)    Strategi belajar melalui pengalaman (experiential learning) menggunakan sekuens induktif,berpusat pada siswa,dan berorientasi pada aktivitas.[6]

Oleh karena itu, maka materi  pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja,akan tetapi dapat bersumber dari peristiwa peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dibawah ini diberikan kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM.
1). Bahan pelajaran harus bermuatan isu-isu yang  mengandung konflik yang bisa bersumber dari sebuah cerita, rekaman video, atau merupakan peristiwa yang dialami sekarang ini, dan lain-lain.
2). Bahan yang dipilih itu merupakan bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap siswa dapat menguikutinyadengan baik.
3). Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan orang banyak (universal) sehingga terasa manfaatnya.
4). Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh sianak didik sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
5). Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.

B.   TAHAPAN-TAHAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM)
Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan.
a.     Manakalah guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar dapat mengingat hanya materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
b.     Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir rasional siswa, yaitu kemempuan menganalisis sesuatu menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.
c.      Manakalah guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
d.     Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajaranya.
e.      Jika guru agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupan (hubungan antara teori dengan kenyataan).[7]

Adapun sesuai dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk SPBM yang dikemukakan para ahli maka secara umum SPBM bisa dilakukan dengan langkah-langkah:
1.     Menyadari masalah
Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fonomena yang ada. Akan tetapi guru dapat mendorong siswa agar menentukan satu atau dua kesenjangan yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besar atau kelompok kecil.
2.     Merumuskan masalah
Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang  pantas untuk dikaji. Atau data-data yang apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah, siswa dapat memampaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, memerinci, shingga pada ahirnya muncul rumusan masalah yang jelas.
3.     Merumuskan hipotesis
Sebagai proses ilmiah yang merupakan perpaduan dari berfikir deduktif dan indukatif, kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan.
4.     Mengumpulakan data
Sebagai proses berfikir empiris, keberadaan data dalam proses berfikir ilmiah merupakan hal yang merupakan hal yang sangat penting, sebab menentukan cara penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data.
5.     Menguji hipotesis
Berdasarkan data yang kumpulkan, ahirnya siswa menetukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak, kemampuang yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan.
6.     Menentukan pilihan penyelesaian
Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM. Kemempuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih dan dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya.[8]
Adapun tahapan pembelajaran menurut Fogarty (1997), adalah sebagai berikut :
a.     Menentukan masalah
b.     Mendifinisikan masalah
c.      Mengumpulkan fakta
d.     Menyusun hipotesis
e.      Melakukan penyelidikan
f.       Meyempurnakan permasalah yang telah didefinisikan
g.     Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif ,dan
h.     Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.[9]



Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut.
No
Tahapan Pembelajaran
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1
Menemukan Masakalah
Memberikan permasalahan yang diangkat dari latar kehidupan sehari-hari siswa. Berikan masalah yang bersifat tidak terdifinisikan dengan jelas
Berusaha menemukan permasalahan dengan cara melakukan kajian dan analisis secara cermat terhadap permasalahan yang diberikan.
Memberikan sedikit fakta di seputar konteks pemasalahan.
Melakukan analisis terhadap fakta sebagai dasar dalam menemukan permaslahan.


2
Mendefinisikan Masalah
Mendorong dan membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan intrapersonal dan kemampuan awal untuk memahami masalah.
Dengan  menggunakan kecerdasan intrapersonal dan kemampuan awal untuk memahami masalah.


Membimbing siswa secara bertahap untuk mendefinisikan masalah
Berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan parameter yang jelas
3
Mengumpulkan fakta
Membimbing siswa untuk melakukan pengumpulan fakta.
Melakukan pengumpulan fakta dengan menggunakan pengalaman-pengalaman yang sudah di perolehnya.
Membimbing siswa untuk melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara/metode.
Melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara serta dengan menggunakan kecerdasan majemuk yang dimiliki.
Membimbing siswa melakukan pengelolaan informasi.
Melakukan pengelolaan/pengaturan informasi yang telah diperoleh, dengan berpatokan pada :
a).Know , yaitu informasi apa yang diketahui.
b).need to know, yaitu informasi apa yang dibutuhkan.
c).need to do, apa yang dilakukan dengan informasi yang ada.
4
Menysun Hipotesis (Dugaan Sementara)
Membimbing siswa untuk menyusun jawaban / hipotesis terhadap permasalahan yang dihadapi.
Membuat hubungan-hubungan antar berbagai fakta yang ada.




Membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan majemuk dalam menysun hipotesis.
Menggunakan berbagai kecerdasan majemuk untuk menyusun hipotesis.

Membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan interpersonal dalam mengungkapkan pemikiran.
Menggunakan kecerdasan interpersonal untuk mengungkapkan pemikirannya.
Membimbing siswa untuk menyusun alternatif jawaban sementara.
Berusaha menyusun beberapa jawaban sementara.

5
Melakukan penyelidikan
Membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap informasi dan data yang telah diperolehnya
Melakukan penyelidikan terhadap data dan informasi yang telah diperoleh.
Dalam membimbing siswa melakukan penyelidikan, guru membuat struktur belajar yang memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk mengetahui dan memahami dunianya.
Dalam melakukan penyelidikan siswa menggunakan kecerdasan majemuk yang dimilikinya untuk memahami dan memberi makna data dan informsi yang ada.
6
Menyempurna-kan permasalahan yang telah didefinisikan
Membimbing siswa melakukan penyempurnaan terhadap masalah yang telah didefinisikan.
Melakukan penyempurnaan masalah yang telah dirumuskan.


7
Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif
Membimbing siswa untuk menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif.
Membuat kesimpulan alternatif masalah secara kolaboratif.
8
Melakukan pengujian hasil
 (solusi) pemecahan masalah
Membimbing siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.
Melakukan pengujian hasil ( soslusi) pemecahan masalah.[10]

Adapun contoh yang kongkrit untuk lebih memahami dari proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran berbasis masalah yakni sebagai berikut :
Ini adalah jam pelajarannya pak jamaluddin. Beliau adalah guru mata pelajaran ilmu sosial disekolah kami,
“ Hari ini kita mencoba membahas tentang masalah yang sedag terjadi dikota  kita”. Kata pak jamal sambil berdiri didepan kami yang sedag berbicara denga suara yang terdengar nyaring didialam kelas. Matanya memandang kepada kami satu per satu seakan-akan meminta perhatian dari kami yang sebetulnya sudah kehilangan gairahuntuk belajar. Maklum, siang ini adalah jam pelajaran terakhir apalagi cuaca yang sekarang ini sangat terik sehingga kami merasa kepanasan didalam kelas,” Coba, menurut kamu fabry, Masalah apa yang sedang hangat dipebincangkan sekarang ini ?” pak jamal menyuruh febry yang kelihatan mengantuk dan dia pun kaget karena tiba- tiba mendapat pertanyaan yang mendadak.
“ Anu....Pak! masalah pengangguran....pak!” kata febry sambil membetulkan rambutnya.
“mengapa kamu menganggap bahwa masalah pengangguran sebagai masalah yang aktual? Bukankah msalah tersebut sudah lama kita hadapi?” kata pak jamal sambil tersenyum kepada febry.
“febry pun terdiam, tampak merasa kantuknya blum seluruhnya hilang.
“Lalu bagaimana menurutmu Ria?” kata pak jamal yang menunjuk ria yang baru saja memperbaiki cara duduknya yang memliki kepribadian tomboy itu juga merasa gerah pada sianmg hari ini.
“Menurut saya  masalah pengangguran,walaupun masalah yang sudah lama,akan tetapi tetap aktual,karena sampai sekarang belum ditemukan solusinya....!”
“Bagus, Apakah sekarang ini ada masalah yang lebih penting untuk dipecahkan, selain masalah pengangguran?” kata pak jamal.
Kamipun terdiam sebentar, Tiba-tiba amir si kutu buku mengacungkan tangannya,” Ada pak! Sekarang ini kota kita sedang dihadapkan kepada permasalahan sampah berdasarkan informasi pemerintah kota bahwa masyarakat kita sulit membuang sampah karena tidak ada tempat pembuangan sampah yang layak, Akhirnya disudut-sudut kota ini dihiasi dengan tumpukan sampah yang menggunung dan baunya sangat menyengat yang tentunya banyak menimbulkkan penyakit terutama yang dekat dengan pemukiman warga...!
“Mengapa kamu menganggap bahwa maslah sampah ini selain mengganggu tatanan kota yang mengurangi keindahan dan kesejukan kota selain mengganggu lingkungan masyarakat,juaga suda menjadi isu politik . Bukan hanya itu saja pak, karena masalah sampah ini akibatnya kota kita dinobatkan sebagaikota ter-kotor”.
“ Pak jamaluddin mengangguk-angguk kepala, Ia tampak terkesan dengan argumen si kutu buku. Apakah kamu setuju dengan pendapat Hasan , Irma?
“Setuju sekali pak, sebab dengan julukan kota terkotor itu mengusik harga diri sa sebagai penduduk kota ini pak!
“Pak jamalpun tersenyum,Tamapaknya perangkapnya mengenai sasaran yang ingin dicapai oleh pak jamal tanpa kami sadari.
“Nah, Kalau begitu topik yang akan kita bahas pada hari ini adalah mengenai sampah, Bagaimana , Apakah kalian setuju?”
“Setuju pak,kami serentak berteriak sehingga rasa kantuk kini terasa tidak lagi ada.
Menurut kam, apa yang akan kita permasalahkan dari topik sampah ini?” kata pak jamal menatap kami semua.... Lalu kami pun terdiam.
“Bagaimana kalu kita mulai dengan masalah, Harus bagaimanakah sampah yang menumpuk itu?” Kata Ria.
“yah dibuang.... ! Kata kami serempak, sehingga kelas menjadi sedikit ribut dan hilanglah rasa kantuk kami.karena sudah mulai menarik pembahasan kali ini.
“Bagus,....! Apakah kamu dapat merumuskan masalah dengan lebih jelas?” kata pak jamal.
“menurut saya pak, bukan harus dibagaimanakan sampah yang menumpuk itu, akan tetapi magaimana menanggulangi tumpukan sampah,” Kata Amir si kutu buku itu,yang dari tadi sangat serius dan antusias mengikuti diskusi .
“Bagus,....! kata pak jamal sambil menulis dipapan tulis,”Apakah selain maslah ini,ada masalah lain yang perlu kita bahas?”
“Ada pak, Menurut saya yang paling penting adalah bagaimana seharusnya masyarakat memperakukan sampah,” Kata Amir.
“Mengapa hal tersebut menurut kamu itu dianggap penting?”kata pak jamal,
“Sebab, Bagaimana adanya tumpukan sampah itu, dikarenakan ulah atau hasil dari pekerjaan masyarakat. Nah, dengan demikian kita seharusnya memberikan solusi , apa saja yang harus dilakukan masyarakat terhadap sampah yang mereka hasilkan itu.”kata Amir si kutu buku”[11]

C.   KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN SPBM
1.     Keunggulan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
a.     Pemecahan masalah merupakan tehnik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
b.     Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c.      Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d.     Pemecahan masalah dapat membantu siswa mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e.      Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
f.       Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika,IPA,sejarah,dan lain sebagainya) pada dasarnya merupakan cara berpikir,dan sesuatu harus dimengerti oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
g.     Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
h.     Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk lebih berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
i.       Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j.       Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

2.     Kelemahan
Disamping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantaranya :
a.     Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka merasa enggan untuk mencoba.
b.     Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c.      Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.[12]



BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah tehnik yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam kelas yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik untuk dapat menghidupkan suasana kelas dan siswa mampu untuk secara cerdas dan dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi serta memancing siswa untuk berfkir kritis dalam berargumen.
Tahapan-tahapan SPBM yakni: Merumuskan masalah, Menganalisis masalah, Merumuskan Hipotesis, Mengumpulkan data,Menguji hipotesis, tahap terakhir yakni menentukan pilihan penyelesaian.
Keunggulan SPBM yakni dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk meyelesaiakan masalah serta mampu menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
Kelemahan SPBM yakni manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan , maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

B.   SARAN
Pembaca juga bisa mencari referensi lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan terkai masalah yang sebelumnya kami bahas.


DAFTAR PUSTAKA
              Majid, Abdul. 2012. Belajar dan pembelajaran Pendididkan Agama Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya.

              Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan. Jakarta : Kencana.

             Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan. Jakarta : Kencana.

             Wena, Made.2013. Strategi Pembelajaran Inivatif Kontenporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.






[1]Dr. H. Wina sanjaya , M.pd,  strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Cet XI;  jakarta. kencana). H.213


[2] Made Wena. Strategi Pembelajaran inovatif kontenporer suatu tinjauan Konseptual    Operasional, (Cet. VIII; Jakarta Timur, Bumi Aksara. 2013).  H. 52
[3] Abdul Majid,  Belajar dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Cet, I; Bandung Remaja Rosda Karya. 2012) Hal. 128-129
[5] Dr. H. Wina sanjaya, M.pd,  .strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan,(Cet XI; jakarta kencana. 2014). H. 215


[6] Abdul Majid,  Belajar dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Cet, I; Bandung Remaja Rosda Karya. 2012) Hal. 130 – 131.

[7] Dr. H. Wina sanjaya,M.pd, 2014 .strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Cet XI,( jakarta kencana). H. 215


[8]Dr. H. Wina sanjaya, M.pd, strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan,( Cet XI;jakarta kencana. 2013). H. 218-220.

[9] Made Wena. Strategi Pembelajaran inovatif kontenporer suatu tinjauan Konseptual    Operasional, (Cet VIII. Jakarta Timur, Bumi Aksara .2013). H. 52


[10] Made Wena. Strategi Pembelajaran inovatif kontenporer suatu tinjauan Konseptual    Operasional, (Cet VIII. Jakarta Timur, Bumi Aksara .2013). H. 94 – 95.

[11] Dr. H. Wina sanjaya,M.pd, strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Cet XI, jakarta kencana. H. 218-220.


[12] Dr. H. Wina sanjaya,M.pd, strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Cet XI; jakarta .kencana.2014). H. 220 – 221. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar