Makalah
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH
Diajukan untuk memenuhi Tugas :
Mata
Kuliah : Strategi Pembelajaran
Dosen
Pengampu : Nurhayati Amin, S.Pd.i, M.Pd.i
Disusun
oleh :
BURHANUDDIN
:12220027
MISNAWATI.
U:12220033
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAT TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AS’ADIYAH SENGKANG
TAHUN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Belajar adalah merupakan
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan
semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi
secara sadar antara individu dengan lingkungannya. Melalui proses ini sedikit
demi sedikit siswa akan berkembang secara utuh. Artinya, perkembangan siswa
tidak hanya pada aspek kognitif saja, tetapi dalam aspek afektif dan psikomotor
melalui penghayatan secara internal akan problema yang dihadapi. Hal ini pada
kenyataannya setiap manusia akan selalu dihadapkan kepada masalah. Dari mulai
masalah yang sederhana sampai kepada msalah yaang kompleks dari masalah pribadi
sampai kepada masalah keluarga hingga pada masalah sosial kemasyarakatan serta
masalah negara.[1]
Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan
kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi
situasi yang baru. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagaibentuk kemampuan
menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar
terdahulu, melainkan dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat
aturan pada tingkat yang lebih tinggi. Aapabila seorang anak telah mendapatkan
sesuatu kombinasi perangkat aturan yang terbukti dapat dioprasikan sesuai
dengan situasi yang sedang dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu
masalah, melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu hal yang baru yakni
perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seorang dapat meningkatkan
kemandirian dalam berfikir (Gagne, 1985)[2]
Namun kita telah menyadari bahwa selama ini kemampuan sisiwa untuk
dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya,
manakala siswa menghadapi masalah, walaupun terkadang masalah itu dianggap
sepele, akan tetapi banyak siswa yang tidak mampu menyelesaikannya dengan baik.
Dan dari kejadian seperti ini sehingga tidak sedikit siswa yang mengambil jalan
pintas, misalnya dengan mengonsumsi narkoba, minum minuman keras bahkan ada yang
sampai bunuh dirikarena tidak sanggup menyelesaikan pemecahan masalah yang
dihadapi.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan masala yang kami
angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa
pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah?
2.
Bagaimana
tahapan – tahapan SPBM?
3.
Apa
keunggulan dan kelemahan SPBM?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM)
Sebelum terlalu jauh kita membahas mengenai SPBM terlebih dahulu
kita memahami definisi dari “ Strategi pembelajaran berbasis Masalah
“ itu sendiri. jadi ada dua kata yang sangat subtansial yang pelu kita
pahami terlebih dahulu yakni kata “ strategi & masalah “.
Strategi
merupakan cara, tehnik yang digunakan
untuk lebih mudah mencapai sesuatu hal yang kita targetkan,rencanakan,programkan,sehingga
mendapatkan membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Strategi menurut Kemp (1995) adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien.[3]
Sedangkan Menurut kamus
besar bahasa indonesi masalah itu adalah sesuatu yang harus diselesaikan
(dipecahkan),persoalan.[4]
Pada hakekatnya Masalah adalah gap atau kesenjangan antara
situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau dengan kata lain ketidak
sesuaian antara harapan dengan kenyataan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan
dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan.
Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik sebuah benang merah
bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah tehnik yang
digunakan dalam proses pembelajaran dalam kelas yang dilakukan oleh guru kepada
peserta didik untuk dapat menghidupkan suasana kelas dan siswa mampu untuk
secara cerdas dan dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi serta memancing
siswa untuk berfkir kritis dalam berargumen.
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenagkan
suatu peperangan. Dan strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian, seperangkat kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemempaatan
berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan strategi baru sampai
pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tingkatan, nah sekarang
bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai dengan optimal, ini yang
dinamakan dengan metode. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang
telah ditetapkan. Dengan demikian bisa terjadi satu strategi pemebelajaran
digunakan beberapa metode, misalnya metode ceramah sekaligs metode tanya jawab
atau bahkan diskusi dengan memampaatkan sumber daya yang tersedia termasuk
menggunakan media belajaran. Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk
pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu sedangkan metode adalah cara
yang dilakukan untuk melaksanakan strategi.[5]
Strategi pembelajaran sifatya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan
kata lain “ a plan of operation achieving somethink”.
1)
Strategi
pembelajaran langsug(direct intruction).strategi pembelajaran langsung
efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan
langkah demi langkah.
2)
Strategi
pembelajaran tidak langsung (indirect intruction) ini memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi
siswa dalam melakukan observasi,penyelidikan,penggambaran inferensi berdasarkan
data, atau membentuk hipotesis.
3)
Strategi
pembelajaran interaktif (interactive intruction) ini merujuk kepada
bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik dengan cara bekelompok
atau berpasangan.
4)
Strategi
belajar melalui pengalaman (experiential learning) menggunakan sekuens
induktif,berpusat pada siswa,dan berorientasi pada aktivitas.[6]
Oleh karena itu, maka materi
pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber
dari buku saja,akan tetapi dapat bersumber dari peristiwa peristiwa tertentu
sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dibawah ini diberikan kriteria pemilihan
bahan pelajaran dalam SPBM.
1). Bahan pelajaran harus bermuatan isu-isu yang mengandung konflik yang bisa bersumber dari
sebuah cerita, rekaman video, atau merupakan peristiwa yang dialami sekarang
ini, dan lain-lain.
2). Bahan yang dipilih itu merupakan bersifat familiar dengan
siswa, sehingga setiap siswa dapat menguikutinyadengan baik.
3). Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan
orang banyak (universal) sehingga terasa manfaatnya.
4). Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi
yang harus dimiliki oleh sianak didik sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
5). Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap
siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.
B.
TAHAPAN-TAHAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM)
Strategi
pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan.
a.
Manakalah guru
menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar dapat mengingat hanya materi
pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
b.
Apabila guru
bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir rasional siswa, yaitu
kemempuan menganalisis sesuatu menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam
situasi baru mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan
kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.
c.
Manakalah guru
menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan
intelektual siswa.
d.
Jika guru ingin
mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajaranya.
e.
Jika guru agar
siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam
kehidupan (hubungan antara teori dengan kenyataan).[7]
Adapun
sesuai dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa
bentuk SPBM yang dikemukakan para ahli maka secara umum SPBM bisa dilakukan
dengan langkah-langkah:
1.
Menyadari
masalah
Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah
yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran
adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan
sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa
dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fonomena
yang ada. Akan tetapi guru dapat mendorong siswa agar menentukan satu atau dua
kesenjangan yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besar atau kelompok
kecil.
2.
Merumuskan
masalah
Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari
kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Atau data-data yang apa
yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari
siswa dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah, siswa
dapat memampaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, memerinci, shingga pada
ahirnya muncul rumusan masalah yang jelas.
3.
Merumuskan
hipotesis
Sebagai proses ilmiah yang merupakan perpaduan dari berfikir
deduktif dan indukatif, kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini
adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin
diselesaikan.
4.
Mengumpulakan
data
Sebagai proses berfikir empiris, keberadaan data dalam proses
berfikir ilmiah merupakan hal yang merupakan hal yang sangat penting, sebab
menentukan cara penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan
harus sesuai dengan data.
5.
Menguji
hipotesis
Berdasarkan data yang kumpulkan, ahirnya siswa menetukan hipotesis
mana yang diterima dan mana yang ditolak, kemampuang yang diharapkan dari siswa
dalam tahapan ini adalah kecakapan.
6.
Menentukan
pilihan penyelesaian
Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM.
Kemempuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih dan
dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan
dengan alternatif yang dipilihnya.[8]
Adapun tahapan
pembelajaran menurut Fogarty (1997), adalah sebagai berikut :
a.
Menentukan
masalah
b.
Mendifinisikan
masalah
c.
Mengumpulkan
fakta
d.
Menyusun
hipotesis
e.
Melakukan
penyelidikan
f.
Meyempurnakan
permasalah yang telah didefinisikan
g.
Menyimpulkan
alternatif pemecahan secara kolaboratif ,dan
h.
Melakukan
pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.[9]
Secara operasional kegiatan guru dan
siswa selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut.
No
|
Tahapan
Pembelajaran
|
Kegiatan
Guru
|
Kegiatan
Siswa
|
1
|
Menemukan Masakalah
|
Memberikan permasalahan yang diangkat dari latar kehidupan
sehari-hari siswa. Berikan masalah yang bersifat tidak terdifinisikan dengan
jelas
|
Berusaha menemukan permasalahan dengan cara melakukan kajian dan
analisis secara cermat terhadap permasalahan yang diberikan.
|
Memberikan sedikit fakta di seputar konteks pemasalahan.
|
Melakukan analisis terhadap fakta sebagai dasar dalam menemukan
permaslahan.
|
||
2
|
Mendefinisikan Masalah
|
Mendorong dan membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan
intrapersonal dan kemampuan awal untuk memahami masalah.
|
Dengan menggunakan
kecerdasan intrapersonal dan kemampuan awal untuk memahami masalah.
|
Membimbing siswa secara bertahap untuk mendefinisikan masalah
|
Berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan parameter
yang jelas
|
||
3
|
Mengumpulkan fakta
|
Membimbing siswa untuk melakukan pengumpulan fakta.
|
Melakukan pengumpulan fakta dengan menggunakan
pengalaman-pengalaman yang sudah di perolehnya.
|
Membimbing siswa untuk melakukan pencarian informasi dengan
berbagai cara/metode.
|
Melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara serta dengan
menggunakan kecerdasan majemuk yang dimiliki.
|
||
Membimbing siswa melakukan pengelolaan informasi.
|
Melakukan pengelolaan/pengaturan informasi yang telah diperoleh,
dengan berpatokan pada :
a).Know , yaitu informasi apa yang diketahui.
b).need to know, yaitu informasi apa yang dibutuhkan.
c).need to do, apa yang dilakukan dengan informasi yang
ada.
|
||
4
|
Menysun Hipotesis (Dugaan Sementara)
|
Membimbing siswa untuk menyusun jawaban / hipotesis terhadap
permasalahan yang dihadapi.
|
Membuat hubungan-hubungan antar berbagai fakta yang ada.
|
Membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan majemuk dalam
menysun hipotesis.
|
Menggunakan berbagai kecerdasan majemuk untuk menyusun hipotesis.
|
||
Membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan interpersonal dalam
mengungkapkan pemikiran.
|
Menggunakan kecerdasan interpersonal untuk mengungkapkan
pemikirannya.
|
||
Membimbing siswa untuk menyusun alternatif jawaban sementara.
|
Berusaha menyusun beberapa jawaban sementara.
|
||
5
|
Melakukan
penyelidikan
|
Membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap informasi
dan data yang telah diperolehnya
|
Melakukan penyelidikan terhadap data dan informasi yang telah
diperoleh.
|
Dalam membimbing siswa melakukan penyelidikan, guru membuat
struktur belajar yang memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai cara
untuk mengetahui dan memahami dunianya.
|
Dalam melakukan penyelidikan siswa menggunakan kecerdasan majemuk
yang dimilikinya untuk memahami dan memberi makna data dan informsi yang ada.
|
||
6
|
Menyempurna-kan permasalahan yang telah didefinisikan
|
Membimbing siswa melakukan penyempurnaan terhadap masalah yang
telah didefinisikan.
|
Melakukan penyempurnaan masalah yang telah dirumuskan.
|
7
|
Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif
|
Membimbing siswa untuk menyimpulkan alternatif pemecahan secara
kolaboratif.
|
Membuat kesimpulan alternatif masalah secara kolaboratif.
|
8
|
Melakukan pengujian hasil
(solusi) pemecahan masalah
|
Membimbing siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan
masalah.
|
Melakukan pengujian hasil ( soslusi) pemecahan masalah.[10]
|
Adapun
contoh yang kongkrit untuk lebih memahami dari proses pembelajaran dengan
strategi pembelajaran berbasis masalah yakni sebagai berikut :
Ini
adalah jam pelajarannya pak jamaluddin. Beliau adalah guru mata pelajaran ilmu
sosial disekolah kami,
“ Hari ini kita mencoba membahas tentang masalah yang sedag terjadi
dikota kita”. Kata pak jamal sambil
berdiri didepan kami yang sedag berbicara denga suara yang terdengar nyaring
didialam kelas. Matanya memandang kepada kami satu per satu seakan-akan meminta
perhatian dari kami yang sebetulnya sudah kehilangan gairahuntuk belajar.
Maklum, siang ini adalah jam pelajaran terakhir apalagi cuaca yang sekarang ini
sangat terik sehingga kami merasa kepanasan didalam kelas,” Coba, menurut kamu
fabry, Masalah apa yang sedang hangat dipebincangkan sekarang ini ?” pak jamal
menyuruh febry yang kelihatan mengantuk dan dia pun kaget karena tiba- tiba
mendapat pertanyaan yang mendadak.
“ Anu....Pak! masalah pengangguran....pak!” kata febry sambil
membetulkan rambutnya.
“mengapa kamu menganggap bahwa masalah pengangguran sebagai masalah
yang aktual? Bukankah msalah tersebut sudah lama kita hadapi?” kata pak jamal
sambil tersenyum kepada febry.
“febry pun terdiam, tampak merasa kantuknya blum seluruhnya hilang.
“Lalu bagaimana menurutmu Ria?” kata pak jamal yang menunjuk ria
yang baru saja memperbaiki cara duduknya yang memliki kepribadian tomboy itu
juga merasa gerah pada sianmg hari ini.
“Menurut saya masalah
pengangguran,walaupun masalah yang sudah lama,akan tetapi tetap aktual,karena
sampai sekarang belum ditemukan solusinya....!”
“Bagus, Apakah sekarang ini ada masalah yang lebih penting untuk
dipecahkan, selain masalah pengangguran?” kata pak jamal.
Kamipun
terdiam sebentar, Tiba-tiba amir si kutu buku mengacungkan tangannya,” Ada pak!
Sekarang ini kota kita sedang dihadapkan kepada permasalahan sampah berdasarkan
informasi pemerintah kota bahwa masyarakat kita sulit membuang sampah karena
tidak ada tempat pembuangan sampah yang layak, Akhirnya disudut-sudut kota ini
dihiasi dengan tumpukan sampah yang menggunung dan baunya sangat menyengat yang
tentunya banyak menimbulkkan penyakit terutama yang dekat dengan pemukiman
warga...!
“Mengapa kamu menganggap bahwa maslah sampah ini selain mengganggu
tatanan kota yang mengurangi keindahan dan kesejukan kota selain mengganggu
lingkungan masyarakat,juaga suda menjadi isu politik . Bukan hanya itu saja
pak, karena masalah sampah ini akibatnya kota kita dinobatkan sebagaikota
ter-kotor”.
“ Pak jamaluddin mengangguk-angguk kepala, Ia tampak terkesan
dengan argumen si kutu buku. Apakah kamu setuju dengan pendapat Hasan , Irma?
“Setuju sekali pak, sebab dengan julukan kota terkotor itu mengusik
harga diri sa sebagai penduduk kota ini pak!
“Pak jamalpun tersenyum,Tamapaknya perangkapnya mengenai sasaran
yang ingin dicapai oleh pak jamal tanpa kami sadari.
“Nah, Kalau begitu topik yang akan kita bahas pada hari ini adalah
mengenai sampah, Bagaimana , Apakah kalian setuju?”
“Setuju pak,kami serentak berteriak sehingga rasa kantuk kini
terasa tidak lagi ada.
Menurut kam, apa yang akan kita permasalahkan dari topik sampah
ini?” kata pak jamal menatap kami semua.... Lalu kami pun terdiam.
“Bagaimana kalu kita mulai dengan masalah, Harus bagaimanakah
sampah yang menumpuk itu?” Kata Ria.
“yah dibuang.... ! Kata kami serempak, sehingga kelas menjadi sedikit
ribut dan hilanglah rasa kantuk kami.karena sudah mulai menarik pembahasan kali
ini.
“Bagus,....! Apakah kamu dapat merumuskan masalah dengan lebih
jelas?” kata pak jamal.
“menurut saya pak, bukan harus dibagaimanakan sampah yang menumpuk
itu, akan tetapi magaimana menanggulangi tumpukan sampah,” Kata Amir si kutu
buku itu,yang dari tadi sangat serius dan antusias mengikuti diskusi .
“Bagus,....! kata pak jamal sambil menulis dipapan tulis,”Apakah
selain maslah ini,ada masalah lain yang perlu kita bahas?”
“Ada pak, Menurut saya yang paling penting adalah bagaimana
seharusnya masyarakat memperakukan sampah,” Kata Amir.
“Mengapa hal tersebut menurut kamu itu dianggap penting?”kata pak
jamal,
“Sebab, Bagaimana adanya tumpukan sampah itu, dikarenakan ulah atau
hasil dari pekerjaan masyarakat. Nah, dengan demikian kita seharusnya
memberikan solusi , apa saja yang harus dilakukan masyarakat terhadap sampah
yang mereka hasilkan itu.”kata Amir si kutu buku”[11]
C.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN SPBM
1.
Keunggulan
Sebagai
suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
a.
Pemecahan
masalah merupakan tehnik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
b.
Pemecahan
masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c.
Pemecahan
masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d.
Pemecahan
masalah dapat membantu siswa mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami
masalah dalam kehidupan nyata.
e.
Pemecahan
masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu,
pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi evaluasi
sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
f.
Melalui
pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika,IPA,sejarah,dan
lain sebagainya) pada dasarnya merupakan cara berpikir,dan sesuatu harus
dimengerti oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku
saja.
g.
Pemecahan
masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
h.
Pemecahan
masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk lebih berfikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
i.
Pemecahan
masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j.
Pemecahan
masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
2.
Kelemahan
Disamping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantaranya :
a.
Manakala
siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka merasa enggan untuk mencoba.
b.
Keberhasilan
strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan.
c.
Tanpa
pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.[12]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah tehnik yang
digunakan dalam proses pembelajaran dalam kelas yang dilakukan oleh guru kepada
peserta didik untuk dapat menghidupkan suasana kelas dan siswa mampu untuk
secara cerdas dan dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi serta memancing
siswa untuk berfkir kritis dalam berargumen.
Tahapan-tahapan SPBM yakni: Merumuskan masalah, Menganalisis
masalah, Merumuskan Hipotesis, Mengumpulkan data,Menguji hipotesis, tahap
terakhir yakni menentukan pilihan penyelesaian.
Keunggulan SPBM yakni dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk meyelesaiakan masalah
serta mampu menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
Kelemahan SPBM yakni manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan ,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
B.
SARAN
Pembaca juga bisa mencari referensi
lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan terkai masalah yang sebelumnya kami
bahas.
DAFTAR
PUSTAKA
Majid, Abdul. 2012. Belajar
dan pembelajaran Pendididkan Agama Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan. Jakarta :
Kencana.
Sanjaya, Wina. 2014. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan. Jakarta : Kencana.
Wena, Made.2013. Strategi
Pembelajaran Inivatif Kontenporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional.
Jakarta : Bumi Aksara.
[1]Dr. H. Wina
sanjaya , M.pd, strategi pembelajaran
berorientasi standar proses pendidikan, (Cet XI; jakarta. kencana). H.213
[2]
Made
Wena. Strategi Pembelajaran inovatif kontenporer suatu tinjauan Konseptual Operasional, (Cet. VIII; Jakarta Timur,
Bumi Aksara. 2013). H. 52
[3]
Abdul Majid, Belajar dan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Cet, I; Bandung Remaja Rosda Karya. 2012) Hal. 128-129
[5]
Dr. H. Wina
sanjaya, M.pd, .strategi pembelajaran
berorientasi standar proses pendidikan,(Cet XI; jakarta kencana. 2014). H.
215
[6]
Abdul
Majid, Belajar dan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, (Cet, I; Bandung Remaja Rosda Karya. 2012) Hal. 130
– 131.
[7]
Dr. H. Wina
sanjaya,M.pd, 2014 .strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan, Cet XI,( jakarta kencana). H. 215
[8]Dr. H. Wina
sanjaya, M.pd, strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan,( Cet XI;jakarta kencana. 2013). H. 218-220.
[9]
Made Wena.
Strategi Pembelajaran inovatif kontenporer suatu tinjauan Konseptual Operasional, (Cet VIII. Jakarta Timur,
Bumi Aksara .2013). H. 52
[10]
Made Wena.
Strategi Pembelajaran inovatif kontenporer suatu tinjauan Konseptual Operasional, (Cet VIII. Jakarta Timur,
Bumi Aksara .2013). H. 94 – 95.
[11]
Dr. H. Wina
sanjaya,M.pd, strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan,
Cet XI, jakarta kencana. H. 218-220.
[12]
Dr. H. Wina
sanjaya,M.pd, strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan,
Cet XI; jakarta .kencana.2014). H. 220 – 221.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar